Langsung ke konten utama

Masih berjaya, membongkar kekuatan ONIC Esports!

Mengapa ONIC Esports bisa tampil begitu perkasa?






ONIC Esports baru saja menobatkan diri sebagai juara paruh musim MPL ID Season 11 dengan catatan sempurna. Tidak pernah kalah di tujuh laga, anak asuh Yeb mantap di puncak klasemen meninggalkan para pesaingnya.

Persaingan MPL ID di musim ini bisa dikatakan yang paling sulit diprediksi, tidak ada lagi tim lemah yang dipastikan terdampar di dasar klasemen.

Namun mengapa ONIC Esports bisa tampil begitu perkasa di tengah persaingan ketat ini? Mari simak ulasannya.

Gameplay rapi

Menilik statistik MPL ID S11, ONIC Esports menempati posisi pertama dalam urutan tim dengan rata-rata assist per game, jauh melampaui RRQ dan EVOS Legends. Ini artinya banyak kill yang didapatkan ONIC merupakan hasil usaha kolektif pemainnya, bukan solo kill.



Data tersebut menegaskan jika kerjasama antarpemain dan koordinasi tim berjalan lancar. Kalian bisa menilai sendiri bagaimana cara ONIC Esports melakukan komunikasi dalam cuplikan video di bawah ini.



Tim paling agresif

Fredrinn, Martis, dan Akai merupakan tiga hero paling banyak dipilih para jungler di musim ini. Tapi beda halnya dengan Kairi, jungler Filipina ini memilih jalan yang berbeda.

Dari 18 game yang sudah ia jalani, hanya enam kali ia memilih jungler tank. Sisanya jungler fighter dipilih sebanyak empat kali, dan jungler assassin sebanyak delapan kali.

Pemilihan jungler assassin memang terlihat melawan arus meta di mana jungler tank lebih populer, namun keputusan tersebut membuahkan hasil positif. ONIC Esports kini tercatat sebagai tim tertajam dengan rerata 17,6 kill di setiap game-nya.




Selain didukung kemampuan Kairi sebagai pengguna assassin, ketajaman ONIC Esports semakin berbahaya dengan kehadiran Kiboy di sisi roamer.

Pemain yang kini dipanggil Timnas MLBB untuk SEA Games 2023 membuktikan dirinya sebagai salah satu roamer terbaik dengan catatan total assist terbanyak bersama Dreams dengan 199 assist. Namun jika dirata-ratakan per game, maka Kiboy lebih unggul dengan 11,06 poin dibandingkan Dreams yang mencatat rerata assist 10,47 poin.

Mampu menangani tekanan dengan baik

Untuk bisa bertahan di puncak klasemen bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan konsistensi tinggi di tengah tekanan besar dari segala arah.

Beruntung bagi ONIC Esports, mereka memiliki tiga sosok pelatih yang mampu mengatasi tekanan tersebut. Mars sudah bersama ONIC sejak mengawali kariernya di bidang kepelatihan, ia sudah tahu betul apa yang harus dilakukan ketika anak asuhnya diterpa tekanan hebat.

Kemudian ada Yeb, pelatih Filipina dengan segudang pengalaman. Mulai dari tekanan sebagai tim yang terpuruk, sampai mengatasi tekanan di panggung dunia sudah pernah ia rasakan. Di musim pertamanya bersama ONIC, ia langsung mempersembahkan gelar juara. Itu sudah cukup membuktikan kepiawaian coach dari negeri tetangga tersebut.

Lalu tambahan terbaru di kursi kepelatihan, Adi. Dialah yang menjadi sosok di balik layar kesuksesan RRQ kala Moonton menggelar turnamen M Series pertamanya. Bukan hanya terbiasa menangani tim besar, Adi juga sudah pernah menjadi pelatih Timnas MLBB Indonesia di SEA Games 2021.

Kombinasi tiga pelatih ini merupakan pondasi utama kekuatan mental ONIC Esports dalam menghadapi tekanan besar yang menerpa mereka saat ini.




Komentar