Langsung ke konten utama

Faker Tower, bukti sukses besar Faker sebagai pro player esports

 


Salah satu pro player League of Legends (LoL) tersukses asal Korea Selatan, Faker, membuktikan bahwa dunia esports saat ini sudah sangat menjanjikan. Bahkan, midlaner T1 itu kini telah memiliki gedung sendiri bernama Faker Tower!

Pernah kah kalian membayangkan bahwa seorang pro player esports bisa meraih kesuksesan hingga mampu memiliki penghasilan untuk membeli sebuah gedung seperti seorang pengusaha besar? Saat ini, hal tersebut bukan lagi menjadi sesuatu yang mustahil karena Faker telah berhasil membuktikannya.

Sebagai salah satu pro player LoL terbaik sepanjang masa, kini Faker telah resmi membeli sebuah gedung yang kini ia namai sebagai Faker Tower. Gedung milik pemain bernama lengkap Lee Sang-hyeok itu juga berada di kota Seoul yang tentunya harga tanah di sana tidaklah murah.

Saat ini, Faker merupakan salah satu pro player dengan besaran gaji terbaik di dunia. Bermain membela T1 di League of Legends Champions Korea (LCK), ia dilaporkan memiliki penghasilan lebih dari US$5,8 juta (sekitar Rp87,2 miliar), hanya di sepanjag 2022!

Meski masih berusia 25 tahun, Faker sudah memiliki pola pikir yang hebat dengan memilih untuk menginvestasikan sebagian besar penghasilan yang telah didapatnya sejauh ini.

Bahkan dalam acara bincang-bincang Trash Talk yang dibawakan oleh eks pro player LoL yang kini telah menjadi content creator Yiliang “Doublelift” Peng di channel Youtube-nya, CEO T1 Joe Marsh mengungkapkan saat ini investasi yang telah dilakukan Faker sudah cukup bagi sang player untuk pensiun dan tidak lagi menerima gaji dari organisasinya.

Cara Faker bisa membeli Faker Tower di Seoul

Sejak pertama kali namanya mencuat, Faker dikenal sebagai sosok yang tidak suka memamerkan kekayaannya. Keberhasilan dirinya bisa memiliki Faker Tower ini juga dipercaya berkat gaya hidup sederhananya dan senang memberikan bantuan kepada banyak orang.

Dalam sebuah acara di stasiun TV Korea Selatan pada 2020, Faker pernah mengaku bahwa dirinya hanya menghabiskan rata-rata US$170 (Rp2,5 juta) pada setiap bulan, terlebih karena T1 telah menyediakan dirinya tempat tinggal dan makanan.

Lalu, kemana perginya penghasilan Faker yang besar itu? Jo Marsh percaya bahwa sebagian besar langsung diinvestasikan oleh sang player.

“Dia tidak butuh uang… dia melakukan investasi yang sangat besar di Korea. Ada sebuah gedung yang dia miliki bernama Faker Tower. Perusahaannya ada di lantai paling atas, dan dia juga menyewakannya,” ucap Jo Marsh dalam Trash Talk.

Selain itu, Jo Marsh juga mengatakan bahwa selama offseason, Faker dikabarkan telah mendapat tawaran kontrak dari tim China (LPL) senilai US$20 juta dolar per tahun. Namun, sang player telah menolaknya karena ingin tetap bersama T1.

Di mana lokasi Faker Tower berada?

Faker Tower terletak di 114-12 Hwagok-dong di Gangseo, salah satu distrik di Seoul tempat sang player dibesarkan. Gedung tersebut memiliki sembilan lantai di atas tanah dan dua lantai di bawah tanah yang menampung fasilitas medis swasta serta sebuah kafe di lantai dasar.

Jika kalian membuka situs Naver Map, kalian bisa langsung melihat bangunan yang terdaftar sebagai Faker Tower di peta. Di Google Maps, nama Faker Tower belum terpampang di bangunan tersebut.

Untuk mencapai gedung ini sangat mudah karena letaknya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Stasiun Hwagok di bagian Barat Kota Seoul.

Bagi penggemar LoL dan pendukung T1, bangunan ini tentu akan menjadi incaran terbaru untuk berswafoto. Jika beruntung, mungkin mereka juga bisa berfoto langsung dengan pemilik gedung tersebut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVOS: A Dominant Force in eSports

  Dalam hal eSports, hanya sedikit organisasi yang dapat menandingi kesuksesan dan pengaruh EVOS. Didirikan pada tahun 2016, EVOS telah berkembang menjadi salah satu tim yang paling dominan dan disegani di dunia game kompetitif. Dengan pemain bertalenta, kecakapan strategis, dan basis penggemar yang kuat, EVOS telah memantapkan posisinya sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan. Dalam artikel ini, kita akan mendalami kebangkitan EVOS, pencapaiannya, dan faktor-faktor yang berkontribusi pada kesuksesannya. EVOS, kependekan dari Evolution of Strategy, didirikan di Indonesia dengan tujuan menjadi organisasi eSports utama. Organisasi tersebut dengan cepat membuat nama untuk dirinya sendiri dengan mengumpulkan pemain berbakat di berbagai game, termasuk Mobile Legends: Bang Bang, Free Fire, dan League of Legends. Komitmen EVOS untuk membina bakat lokal dan menyediakan platform bagi para calon gamer telah memainkan peran penting dalam keberhasilannya. Salah satu pencapaian EVOS yang menonjo

Ambisi Alter Ego bukan sekadar tembus franchise league Valorant

 Dengan kekuatan roster baru, Alter Ego optimistis menghadapi VCT Challengers Indonesia Split 2 dan memiliki harapan besar menembus VCT 2024 Pasific. Kehadiran roster baru Alter Ego yang diperkuat oleh beberapa veteran seperti Asteriskk, Eeyore dan Roseau sebagai pelatih terbukti ampuh meningkatkan performa mereka di VCT Challengers Indonesia Split 2 saat ini. Mereka menghadirkan warna baru yang membuat AE semakin kuat dan menajamkan performa di scene kompetitif Indonesia. Mengawali debut roster baru dengan baik ketika mengalahkan BOOM Esports dengan skor 2-1 dan DEWA United Esports dengan skor 2-0 di round 2 dan round 3, tetap saja Alter Ego tak mau jemawa dengan hasil baik tersebut. Sinergi yang berhasil dibangun oleh para veteran dan juga para pemain muda bertalenta seperti deLb dan Kushh membuat Alter Ego optimistis menatap sisa laga dengan harapan baru dan belajar penuh dari kesalahan mereka di split 1. Kehadiran para veteran bukanlah opsi yang sia-sia bagi Alter Ego.  ONE Esports

Roster Timnas Valorant Indonesia SEA Games 2023: Seluruh bintang FPS bersatu!

 Penuh bintang! Mari sambut roster Timnas Valorant Indonesia untuk SEA Games 2023 Kamboja. Roster Timnas Valorant Indonesia akhirnya resmi diumumkan oleh PB ESI pada Minggu (5/3) di mana para bintang FPS terbaik Indonesia bersatu. Proses pembentukan Timnas Valorant Indonesia memang tak sesederhana proses dari region lain entah itu Filipina, Vietnam, Singapura dan lainnya. Memanggil seluruh putra bangsa terbaik di bidangnya, ada seleksi ketat yang dijalankan. Tak heran, dalam perjalanan membentuk Timnas Valorant Indonesia, sang pelatih, Baskoro “ Roseau ” Dwi Putra harus cermat memilah milih pasukan yang tepat. Mengingat, Valorant baru menjalani debut dalam turnamen SEA Games untuk pertama kalinya. Indonesia menorehkan rekor bagus dalam nomor pertandingan baru, berkaca dari hasil Timnas Free Fire pada SEA Games 2021 Vietnam tahun lalu. Mampu bersaing dengan semua negara di level Asia Tenggara, tentu Indonesia tak gentar. Perpaduan kekuatan antara para pemain veteran dan berpengalaman se